Monday, June 25, 2012

THE ELDER


Biasanya saat bulan ramadhan tiba aku dan sahabat- sahabatku di STers selalu mengadakan kegiatan Bakti Sosial (BAKSOS).

Tahun lalu kami menggalang dana Rp. 50.000.000,- lebih dalam waktu 2 minggu dan kami serahkan ke Yayasan Pendidikan Untuk Anak2 Kebutuhan Khusus (Autis)

Tahun 2010 kami juga melakukan bakti sosial untuk anak2 yatim dana yang dikumpulkan kira2 Rp. 30.000.000 lebih

Tahun ini aku dipercaya oleh seluruh SiSTers kuh untuk menjadi Project Officer Baksos dengan Kakak Inen sebagai Counselor aka Penasehat bukan Concealer lho hihihihihi.

Tahun ini aku usulkan kita Baksos ke panti Werdha/Jompo, karena menurut aku rata – rata semua orang akan melakukan baksos dengan tujuan anak2 tetapi jarang sekali orang melakukan baksos ke panti jompo, pasti ada sih tetapi tidak banyak.

Maka aku mengusulkan untuk mengunjungi Panti Jompo karena suatu saat kita pasti juga akan memasuki usia lanjut, dan saat itulah kita mengharapkan masih ada keluarga disekeliling kita. Tetapi oma – opa yang dititipkan di Panti Jompo pasti jarang bertemu keluarganya, maka kegiatan bakti sosial kali ini untuk membatu dan menghibur mereka.

Kami susah sekali mendapat info soal panti jompo yang layak untuk dibantu, baik dari internet maupun dari teman – teman sesama penggiat baksos. Hal ini berarti bahwa sedikit sekali orang yang melakukan Baksos di Panti Jompo.

Setelah melakukan rapat pertama di warung sagoo, Green Tebet, terbentuklah Susunan Panita dan Rencana Kerja. Kemudian kami bentuk tim survey yang dibagi menurut wilayah.

Sabtu, 23 Juni 12 kemarin kami (saya, kak tiva, kak dina, kakshumi dan dekna) berkumpul dan mengunjungi Panti Jompo refrensi teman kantor yang terletak di Jalan Hadiah Jakarta Barat, Panti Ini Milik Yayasan Kongres Wanita Indonesia. Setiba disana kami disambut hangat oleh Ibu Tati sang Ketua Pengurus.

Panti ini sudah berdiri 56 tahun, kondisinya masih cukup bagus dari luar dihuni oleh oma2 semua jumlah nya kira2 50 lebih (catatan di kak tiva) banyak yang sudah tidak fit lagi jadi hanya bisa tidur atau di kursi roda.

Fasilitas panti kurang bisa memenuhi kebutuhan akan kasur, kursi roda, selimut, dll. Menurut Ibu Tati banyak oma – oma yang streess karena sedih tidak pernah di kunjungi keluarga dan tidak ada hiburan jadi secara jasmani sehat tetapi secara rohani sedih.

Kami pun mulai masuk ke kamar – kamar. Ada salah satu ruangan besar yang kelihatannya sebelumnya digunakan sebagai ruang makan karena dekat dapur, sekarang dijadikan ruang tidur karena tidak cukup ruangan menampung oma – oma, banyak oma yang mukanya sedih dan melihat kami berkunjung masuk ke kamar mereka langsung berbinar – binar matanya dan tersenyum. Perubahan raut muka itu cukup membuat hati ku tersentuh tanpa disadari tetesan air mata mulai keluar dari sudut mata ku.

Badannya oma pun ada yang kurus dan hanya tiduran di ranjang, atau duduk- duduk termangu dan menerawang, mungkin kangen sama keluarganya pikirku. Tetapi ada juga oma yang bersemangat menyanyi2 (pada saat kami datang ada kelompok lain yang sedang baksos) akhirnya kami sampai kekamar seorang oma yang hanya bisa tidur di ranjang, badannya kurus sekali tidak doyan makan, kak shumi duduk disisi ranjangnya. Begitu kami masuk kekamar oma langsung berusaha sekuat tenaga bangun dan duduk.

Mukanya terlihat sangat bahagia dan tersenyum. Saat itu pula aku berpikir bahwa untuk para oma dan opa di panti ”Bukan Hanya Dana yang dibutuhkan Tetapi Kehadiran yang menunjukan rasa Kasih dan Perhatian yang juga mereka butuhkan”  tiba – tiba air mata haru mengucur lagi dari mata ku, kami saling berpandang2an, ternyata rasa haru dirasakan juga oleh kak tiva, kak shumi , kak dina dan dekna.

Atap kamar oma juga bolong, ternyata belum lama ini bocor genting sudah diganti tapi atap belum ditembel.

Aku teringat akan oma ku di rumah puji syukur diusianya yang ke 88 tahun oma masih bagus ingatannya dan selalu mengabsen anak dan cucunya siapa yang jarang datang hehehe... mungkin tujuan oma mengabsen kami karena dia kangen dan ingin dekat dengan keluarga.  Oma ku jauh lebih beruntung dibanding oma – oma disini, karena dia memiliki kami keluarganya.

Setelah kami berpamitan kami menuju ke Panti kedua di daerah kwitang. Di panti ini kami melihat pemdangan yang sangat berbeda. Rumahnya sangat rapi tertata, didinding – dinding terpasang besi untuk alat bantu berjalan. Dan oma-omanya masih gesit2 dan terlihat bahagia. Jadi di panti ini saya tidak terharu malah bingung karena suasana panti berbeda 180 derajat dari panti sebelumnya.

Kami disambut oleh Ibu Yanti, Ketua Pengurus panti. Setelah banyak ngobrol akhirnya kami tahu apa yang menjadi perbedaan diantara kedua panti ini dan mengapa di panti kedua ini oma – oma lebih terlihat bahagia. Karena di panti ini memiliki kebijakan bahwa oma harus mandiri dan keluarga WAJIB mengunjungi minimal 1 bulan 1 kali. Kalo keluarga tidak datang panti akan menelepon dan memaksa keluarga untuk berkunjung. Selain itu dipanti ini oma diajarkan main angklung, merajut, menjahit, membuat kalung, gelang dan lain – lain jadi oma – oma memiliki kegiatan dan sangat aktif.

Oma – oma disini bahagia karena masih merasa berguna karena sering di undang membuka acara dengan bermain angklung atau menjual hasil karyanya serta di kunjungi keluarga.

Ya itu dia, inti kebahagiaan dari opa – oma adalah merasa dikasihi, diperhatikan dan merasa berguna, itulah kebahagiaan mereka diusia lanjut. Yang suatu saat pasti akan kita masuki dan kita rasakan.

Seandainya semua panti dapat menerapkan kebijakan seperti ini pasti banyak oma – opa yang merasa bahagia melewati hari tuanya.

Oya dari bu yanti kami dapat beberapa refrensi panti yang butuh bantuan (terima kasih ya bu) akan segera kami survei :)

2 comments:

  1. hiks membacanya aja gue dah terharu, apalagi sabtu lalu ingin datang yah.. thanks shei dan adik2 yang telah suvey lokasi yah.. moga lokasi selanjutnya cucok waktunya yah muach! **makin semangat cari dana**

    ReplyDelete