Biasanya saat bulan ramadhan tiba aku dan sahabat- sahabatku
di STers selalu mengadakan kegiatan Bakti Sosial (BAKSOS).
Tahun lalu kami menggalang dana Rp. 50.000.000,- lebih dalam
waktu 2 minggu dan kami serahkan ke Yayasan Pendidikan Untuk Anak2 Kebutuhan
Khusus (Autis)
Tahun 2010 kami juga melakukan bakti sosial untuk anak2
yatim dana yang dikumpulkan kira2 Rp. 30.000.000 lebih
Tahun ini aku dipercaya oleh seluruh SiSTers kuh untuk
menjadi Project Officer Baksos dengan Kakak Inen sebagai Counselor aka
Penasehat bukan Concealer lho hihihihihi.
Tahun ini aku usulkan kita Baksos ke panti Werdha/Jompo,
karena menurut aku rata – rata semua orang akan melakukan baksos dengan tujuan
anak2 tetapi jarang sekali orang melakukan baksos ke panti jompo, pasti ada sih
tetapi tidak banyak.
Maka aku mengusulkan untuk mengunjungi Panti Jompo karena suatu
saat kita pasti juga akan memasuki usia lanjut, dan saat itulah kita
mengharapkan masih ada keluarga disekeliling kita. Tetapi oma – opa yang
dititipkan di Panti Jompo pasti jarang bertemu keluarganya, maka kegiatan bakti
sosial kali ini untuk membatu dan menghibur mereka.
Kami susah sekali
mendapat info soal panti jompo yang layak untuk dibantu, baik dari internet
maupun dari teman – teman sesama penggiat baksos. Hal ini berarti bahwa
sedikit sekali orang yang melakukan Baksos di Panti Jompo.
Setelah melakukan rapat pertama di warung sagoo, Green
Tebet, terbentuklah Susunan Panita dan Rencana Kerja. Kemudian kami bentuk tim survey
yang dibagi menurut wilayah.
Sabtu, 23 Juni 12 kemarin kami (saya, kak tiva, kak dina,
kakshumi dan dekna) berkumpul dan mengunjungi Panti Jompo refrensi teman kantor
yang terletak di Jalan Hadiah Jakarta Barat, Panti Ini Milik Yayasan Kongres
Wanita Indonesia.
Setiba disana kami disambut hangat oleh Ibu Tati sang Ketua Pengurus.
Panti ini sudah berdiri 56 tahun, kondisinya masih cukup
bagus dari luar dihuni oleh oma2 semua jumlah nya kira2 50 lebih (catatan di
kak tiva) banyak yang sudah tidak fit lagi jadi hanya bisa tidur atau di kursi
roda.
Fasilitas panti
kurang bisa memenuhi kebutuhan akan kasur, kursi roda, selimut, dll. Menurut
Ibu Tati banyak oma – oma yang streess karena sedih tidak pernah di kunjungi
keluarga dan tidak ada hiburan jadi secara jasmani sehat tetapi secara rohani
sedih.
Kami pun mulai
masuk ke kamar – kamar. Ada salah satu ruangan besar yang kelihatannya
sebelumnya digunakan sebagai ruang makan karena dekat dapur, sekarang dijadikan
ruang tidur karena tidak cukup ruangan menampung oma – oma, banyak oma yang
mukanya sedih dan melihat kami berkunjung masuk ke kamar mereka langsung
berbinar – binar matanya dan tersenyum. Perubahan raut muka itu cukup membuat
hati ku tersentuh tanpa disadari tetesan air mata mulai keluar dari sudut mata
ku.
Badannya oma pun
ada yang kurus dan hanya tiduran di ranjang, atau duduk- duduk termangu dan
menerawang, mungkin kangen sama keluarganya pikirku. Tetapi ada juga oma yang
bersemangat menyanyi2 (pada saat kami datang ada kelompok lain yang sedang baksos)
akhirnya kami sampai kekamar seorang oma yang hanya bisa tidur di ranjang,
badannya kurus sekali tidak doyan makan, kak shumi duduk disisi ranjangnya. Begitu
kami masuk kekamar oma langsung berusaha sekuat tenaga bangun dan duduk.
Mukanya terlihat
sangat bahagia dan tersenyum. Saat itu pula aku berpikir bahwa untuk para oma
dan opa di panti ”Bukan Hanya Dana yang dibutuhkan Tetapi Kehadiran yang
menunjukan rasa Kasih dan Perhatian yang juga mereka butuhkan” tiba – tiba air mata haru mengucur lagi dari
mata ku, kami saling berpandang2an, ternyata rasa haru dirasakan juga oleh kak
tiva, kak shumi , kak dina dan dekna.
Atap kamar oma
juga bolong, ternyata belum lama ini bocor genting sudah diganti tapi atap
belum ditembel.
Aku teringat akan
oma ku di rumah puji syukur diusianya yang ke 88 tahun oma masih bagus
ingatannya dan selalu mengabsen anak dan cucunya siapa yang jarang datang
hehehe... mungkin tujuan oma mengabsen kami karena dia kangen dan ingin dekat
dengan keluarga. Oma ku jauh lebih
beruntung dibanding oma – oma disini, karena dia memiliki kami keluarganya.
Setelah kami
berpamitan kami menuju ke Panti kedua di daerah kwitang. Di panti ini kami
melihat pemdangan yang sangat berbeda. Rumahnya sangat rapi tertata, didinding –
dinding terpasang besi untuk alat bantu berjalan. Dan oma-omanya masih gesit2
dan terlihat bahagia. Jadi di panti ini saya tidak terharu malah bingung karena
suasana panti berbeda 180 derajat dari panti sebelumnya.
Kami disambut
oleh Ibu Yanti, Ketua Pengurus panti. Setelah banyak ngobrol akhirnya kami tahu
apa yang menjadi perbedaan diantara kedua panti ini dan mengapa di panti kedua
ini oma – oma lebih terlihat bahagia. Karena di panti ini memiliki kebijakan
bahwa oma harus mandiri dan keluarga WAJIB mengunjungi minimal 1 bulan 1 kali. Kalo
keluarga tidak datang panti akan menelepon dan memaksa keluarga untuk
berkunjung. Selain itu dipanti ini oma diajarkan main angklung, merajut,
menjahit, membuat kalung, gelang dan lain – lain jadi oma – oma memiliki
kegiatan dan sangat aktif.
Oma – oma disini
bahagia karena masih merasa berguna karena sering di undang membuka acara
dengan bermain angklung atau menjual hasil karyanya serta di kunjungi keluarga.
Ya itu dia, inti
kebahagiaan dari opa – oma adalah merasa dikasihi, diperhatikan dan merasa
berguna, itulah kebahagiaan mereka diusia lanjut. Yang suatu saat pasti akan
kita masuki dan kita rasakan.
Seandainya semua
panti dapat menerapkan kebijakan seperti ini pasti banyak oma – opa yang merasa
bahagia melewati hari tuanya.
Oya dari bu yanti
kami dapat beberapa refrensi panti yang butuh bantuan (terima kasih ya bu) akan
segera kami survei :)
hiks membacanya aja gue dah terharu, apalagi sabtu lalu ingin datang yah.. thanks shei dan adik2 yang telah suvey lokasi yah.. moga lokasi selanjutnya cucok waktunya yah muach! **makin semangat cari dana**
ReplyDeletegreat
ReplyDelete