Monday, June 25, 2012

Tentang Sekolah di usia dini

Cerita di blog kak emi dengan judul  "Bebito : Tentang Sekolah "  diceritakan bahwa anak2 yang sekolah terlalu dini dan kurang bermain akan malas di SD nya dan menjadi dewasa sebelum waktunya. karena kurang waktu bermain dan harus belajar terus. 
hal ini membuat sayah menilik sedikit ke masa kecil sayah.sayah adalah anak pertama dari 3 bersaudara, dan sampai saat ini saya "senang" sekolah hihihihi... kalo boleh milih saya lebih senang bersekolah atau belajar daripada bekerja... 

tapi tuntutan hidup "memaksa" sayah untuk bekerja mencari uang hihihi soalnya kalo nggak punya uang saya tidak bisa jalan2 klo ngak bisa jalan2 nggak bisa motret (ini hobby sayah) dan saya tdk bisa nabung untuk melanjutkan pendidikan sayah ke jenjang Doktoral.
  
Saya ingat dulu sayah mulai bersekolah pda umur 2,5 tahun hahaha liat dari foto yah di taman bermain milik kak seto karena dulu saya terlalu cerewet untuk balita dan minta sekolah terus (ini kata mama sayah) 
umur 3,5 tahun masuk play group,  TK A, TK B dan lulus  TK C umur 6,5 tahun, karena mama mau saya sekolah di Tarakanita terpaksa lah saya mengulang TK C hihihi karena umurnya kurang  klo di Tarq kudu 7 tahun umurnya

saya tidak pernah merasa bosen sekolah, sebel ama ulangan sih iya, sebel ama pelajarannya sih iya, apalagi pelajaran yang saya tdk suka. 

saya paling suka sejarah dulu kelas 1 - kelas 4 sayah hapal mati itu buku PSPB hahaha karena isinya cerita sejarah. 

klo mulai kelas 4 sayah mati kutu pelajaran matematika waakakaka soalnya kgk suka tapi untung masih bisa dapet nilai 6 hahhahahaha...
Tapi kalo diliat2 masa kecil saya dan anak2 sekarang memang agak berbeda, dulu sayah tetp punya banyak waktu bermain walaupun ada les - les yang harus saya ikuti. kalo anak2 sekarang kayanya dari pagi ampe sore les terus jarang main diluar sama kebanyakan main komputer atau game yang dimainkan sendiri. soo individualis. 

kalo dulu sayah mah mana dapet PS, ipad dsb... adanya mah mainan di lapangan, ngadu main ngebut ludah di daun talas (hihihihi jorok yah) tapi sangat seru dan menyenangkan, manjat pohon jambu, pohon buni, ngadu biji karet, galaksin, bentengan, gebokan, kasti, balap sepedah, layangan, gundu dll. dengan bermain bersama banyak teman bisa membuat kita menjadi lebih punya toleransi, bersosialisasi dan kompetitif. 


sayah dulu juga banyak minta les (klo dulu sayah anak yang minta, kalo sekarang keliatanya banyak orang tua yang "memaksakan" anaknya untuk les) duluh sayah minta les balet, tari bali, organ, piano, renang, tetapi yang sakses hanya bahasa inggris sampe post diploma hahahhaahha sisanya hanya beberapa bulan keluar kgk tahan hahaha enakan main dilapangan
klo adik2 sayah mah anak rumahan senangnya main di dalam rumah dan rajin ngeles jadi mereka gape lah main piano, makanya nyesel juga skrg dulu klo les piano bobok diatas piano karena kecapean abis main galaksin atau bentengan atau game boy di lapangan depan rumah. 
jadi kalo berdasarkan pengalaman masa kecil sayah nanti kalo sayah punya anak klo dia mau sekolah yah saya sekolahin aja, tetapi kita sebagai orang tua harus jadi orang tua yang pandai memilih untuk anak, kita harus selektif memilih sekolah yang sesuai kurikulumnya untuk tumbuh kembang anak kita, yang tidak terlalu berat tetapi bisa membuat anak kita nyaman dan berkembang sesuai usiannya.

dan anak2 jangan banyak di lesin macem2. lesin ajah yang dia suka jadi dia enjoy melakukannya. yah inih citah2 sayah untuk pendidikan anak sayah nanti
kalo kamuh?
 

THE ELDER


Biasanya saat bulan ramadhan tiba aku dan sahabat- sahabatku di STers selalu mengadakan kegiatan Bakti Sosial (BAKSOS).

Tahun lalu kami menggalang dana Rp. 50.000.000,- lebih dalam waktu 2 minggu dan kami serahkan ke Yayasan Pendidikan Untuk Anak2 Kebutuhan Khusus (Autis)

Tahun 2010 kami juga melakukan bakti sosial untuk anak2 yatim dana yang dikumpulkan kira2 Rp. 30.000.000 lebih

Tahun ini aku dipercaya oleh seluruh SiSTers kuh untuk menjadi Project Officer Baksos dengan Kakak Inen sebagai Counselor aka Penasehat bukan Concealer lho hihihihihi.

Tahun ini aku usulkan kita Baksos ke panti Werdha/Jompo, karena menurut aku rata – rata semua orang akan melakukan baksos dengan tujuan anak2 tetapi jarang sekali orang melakukan baksos ke panti jompo, pasti ada sih tetapi tidak banyak.

Maka aku mengusulkan untuk mengunjungi Panti Jompo karena suatu saat kita pasti juga akan memasuki usia lanjut, dan saat itulah kita mengharapkan masih ada keluarga disekeliling kita. Tetapi oma – opa yang dititipkan di Panti Jompo pasti jarang bertemu keluarganya, maka kegiatan bakti sosial kali ini untuk membatu dan menghibur mereka.

Kami susah sekali mendapat info soal panti jompo yang layak untuk dibantu, baik dari internet maupun dari teman – teman sesama penggiat baksos. Hal ini berarti bahwa sedikit sekali orang yang melakukan Baksos di Panti Jompo.

Setelah melakukan rapat pertama di warung sagoo, Green Tebet, terbentuklah Susunan Panita dan Rencana Kerja. Kemudian kami bentuk tim survey yang dibagi menurut wilayah.

Sabtu, 23 Juni 12 kemarin kami (saya, kak tiva, kak dina, kakshumi dan dekna) berkumpul dan mengunjungi Panti Jompo refrensi teman kantor yang terletak di Jalan Hadiah Jakarta Barat, Panti Ini Milik Yayasan Kongres Wanita Indonesia. Setiba disana kami disambut hangat oleh Ibu Tati sang Ketua Pengurus.

Panti ini sudah berdiri 56 tahun, kondisinya masih cukup bagus dari luar dihuni oleh oma2 semua jumlah nya kira2 50 lebih (catatan di kak tiva) banyak yang sudah tidak fit lagi jadi hanya bisa tidur atau di kursi roda.

Fasilitas panti kurang bisa memenuhi kebutuhan akan kasur, kursi roda, selimut, dll. Menurut Ibu Tati banyak oma – oma yang streess karena sedih tidak pernah di kunjungi keluarga dan tidak ada hiburan jadi secara jasmani sehat tetapi secara rohani sedih.

Kami pun mulai masuk ke kamar – kamar. Ada salah satu ruangan besar yang kelihatannya sebelumnya digunakan sebagai ruang makan karena dekat dapur, sekarang dijadikan ruang tidur karena tidak cukup ruangan menampung oma – oma, banyak oma yang mukanya sedih dan melihat kami berkunjung masuk ke kamar mereka langsung berbinar – binar matanya dan tersenyum. Perubahan raut muka itu cukup membuat hati ku tersentuh tanpa disadari tetesan air mata mulai keluar dari sudut mata ku.

Badannya oma pun ada yang kurus dan hanya tiduran di ranjang, atau duduk- duduk termangu dan menerawang, mungkin kangen sama keluarganya pikirku. Tetapi ada juga oma yang bersemangat menyanyi2 (pada saat kami datang ada kelompok lain yang sedang baksos) akhirnya kami sampai kekamar seorang oma yang hanya bisa tidur di ranjang, badannya kurus sekali tidak doyan makan, kak shumi duduk disisi ranjangnya. Begitu kami masuk kekamar oma langsung berusaha sekuat tenaga bangun dan duduk.

Mukanya terlihat sangat bahagia dan tersenyum. Saat itu pula aku berpikir bahwa untuk para oma dan opa di panti ”Bukan Hanya Dana yang dibutuhkan Tetapi Kehadiran yang menunjukan rasa Kasih dan Perhatian yang juga mereka butuhkan”  tiba – tiba air mata haru mengucur lagi dari mata ku, kami saling berpandang2an, ternyata rasa haru dirasakan juga oleh kak tiva, kak shumi , kak dina dan dekna.

Atap kamar oma juga bolong, ternyata belum lama ini bocor genting sudah diganti tapi atap belum ditembel.

Aku teringat akan oma ku di rumah puji syukur diusianya yang ke 88 tahun oma masih bagus ingatannya dan selalu mengabsen anak dan cucunya siapa yang jarang datang hehehe... mungkin tujuan oma mengabsen kami karena dia kangen dan ingin dekat dengan keluarga.  Oma ku jauh lebih beruntung dibanding oma – oma disini, karena dia memiliki kami keluarganya.

Setelah kami berpamitan kami menuju ke Panti kedua di daerah kwitang. Di panti ini kami melihat pemdangan yang sangat berbeda. Rumahnya sangat rapi tertata, didinding – dinding terpasang besi untuk alat bantu berjalan. Dan oma-omanya masih gesit2 dan terlihat bahagia. Jadi di panti ini saya tidak terharu malah bingung karena suasana panti berbeda 180 derajat dari panti sebelumnya.

Kami disambut oleh Ibu Yanti, Ketua Pengurus panti. Setelah banyak ngobrol akhirnya kami tahu apa yang menjadi perbedaan diantara kedua panti ini dan mengapa di panti kedua ini oma – oma lebih terlihat bahagia. Karena di panti ini memiliki kebijakan bahwa oma harus mandiri dan keluarga WAJIB mengunjungi minimal 1 bulan 1 kali. Kalo keluarga tidak datang panti akan menelepon dan memaksa keluarga untuk berkunjung. Selain itu dipanti ini oma diajarkan main angklung, merajut, menjahit, membuat kalung, gelang dan lain – lain jadi oma – oma memiliki kegiatan dan sangat aktif.

Oma – oma disini bahagia karena masih merasa berguna karena sering di undang membuka acara dengan bermain angklung atau menjual hasil karyanya serta di kunjungi keluarga.

Ya itu dia, inti kebahagiaan dari opa – oma adalah merasa dikasihi, diperhatikan dan merasa berguna, itulah kebahagiaan mereka diusia lanjut. Yang suatu saat pasti akan kita masuki dan kita rasakan.

Seandainya semua panti dapat menerapkan kebijakan seperti ini pasti banyak oma – opa yang merasa bahagia melewati hari tuanya.

Oya dari bu yanti kami dapat beberapa refrensi panti yang butuh bantuan (terima kasih ya bu) akan segera kami survei :)